Rabu, 20 Agustus 2014

Meskipun tidak semua kemajuan teknologi berdampak buruk akan tetapi diakui atau tidak kemajuan teknologi telah membawa perubahan yang cukup besar bahkan mampu menyeret manusia kedalam suasana yang membingungkan. Dunia Teknologi informasi dan komunikasi, melaju dengan kencangnya bahkan tidak sedikit orang yang harus terluka dibuatnya. Anak-anak makin berani melawan untuk menuntut sesuatu kepada orang tua, meski mereka sebenarnya tahu bahwa orang tuanya tidak akan mampu.

Gaya hidup anak-anak telah berubah seperti orang bule. Mereka meniru gaya acak-acakan kaum punk, isapan daun ganjanya kaum rasta. Bahkan kehidupan free sexs seakan-akan menjadi sesuatu yang lumrah dan bukanlah hal yang tabu lagi, merka tidak berpikir Free Sexs jelas-jelas melanggar norma agama dan norma susila. Benar-benara telah mencapai batas yang memperihatinkan. Kalau sudah seperti ini kita para guru harus menengok kedalam. Suadah benarkah pendidikan yang kita berikan kepada anak-anak. Jangan-jangan kita baru sebatas pengajar yang hanya melakukan transfer ilmu bukan sebagai pendidik yang memiliki tugas mulia yaitu selain transfer ilmu guru jugas memiliki fungsi pencerah bagi anak-anak.

Tidak hanya anak-anak saja yang telah menjadi korban, bahkan masyarakat luas pun telah berhasil dibuatnya carut marut. Tatanan kehidupan yang selama ini telah menjadi ciri khas masyarakat indonesia juga ikut-ikutan mulai menguap dari jiwa dan semangat orang-orang. Para kaum hawa sekarang lebih betah untuk menungui sebuah kotak berbentuk kubus yang dapat bersuara dan menampilakn gambar bergerak bernama televisi. Mereka dengan setianya menunggui berjam-jam didepan televisi bukan lantaran takut dicuri orang akan tetapi takut akan ketinggalan informasi artis dan selebritis, infotainment, sinetron, reality show dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar